Biodesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati, baik minyak baru maupun bekas penggorengan dan melalui proses transesterifikasi, esterifikasi, atau proses esterifikasi – transesterifikasi. Biodesel digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti BBM untuk motor diesel. Biodesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu (BXX), seperti 10% biodesel dicampur dengan 90% solar yang dikenal dengan nama B10.
Bahan bakar yang berbentuk cair ini bersifat menyerupai
solar, sehingga sangat prospekrif untuk dikembangkan. Apalagi biodesel memiliki
kelebihan lain dibandingkan dengan solar.
Kelebihannya antara lain, bahan bakar ramah lingkungan karena
menghasilkan emisi jauh lebih baik (free
sulphur, smoke number rendah)
sesuai dengan isu global. Cetane number
lebih tinggi (>75%) sehingga efisiensi pembakaran lebih baik dibandingkan
dengan minyak kasar. Memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan dapat
diurai (biodegradable). Merupakan renewable energy karena terbuat dari
bahan alam yang dapat diperbaharui.
Meningkatkan independensi suplai bahan bakar karena dapat diproduksi
secara lokal.
Pada prinsipnya, proses pembuatan biodesel sangat sederhana.
Biodesel dihasilkan melalui proses transesterifikasi minyak atau lemak dengan
alkohol. Alkohol akan menggantikan gugus alkohol pada struktur ester minyak
dengan dibantu katalis. NaOH dan KOH
adalah katalis yang umum digunakan.
Proses transesterifikasi bertujuan untuk menurunkan
viskositas (kekentalan minyak), sehingga mendekati nilai viskositas solar.
Nilai viskositas yang tinggi akan menyulitkan pemompaan atau pemasukan bahan
bakar dari tangki ke ruang bahan bakar mesin dan menyebabkan atomisasi lebih
sukar terjadi. Hal ini menyebabkan pembakaran kurang sempurna dan menimbulkan
endapan pada nosel.
Biodesel dapat dibuat dari minyak nabati, lemak binatang, dan
ganggang. Minyak nabati adalah bahan baku yang umum digunakan di dunia untuk
menghasilkan biodesel, diantaranya rapesed
oil (Eropa), soybean oil (USA),
minyak sawit (Asia), dan minyak kelapa (Filipina).
Pemanfaatan minyak nabati sebagai bahan baku biodesel
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya sumber minyak nabati mudah diperoleh,
proses pembuatan biodesel dari minyak nabati mudah dan cepat, serta tingkat
konversi minyak nabati menjadi biodesel tinggi (mencapai 95%). Minyak nabati
memiliki komposisi asam lemak berbeda – beda tergantung dari jenis tanamannya. Zat
penyusun utama minyak lemak (nabati maupun hewani) adalah trigliserida, yaitu
triester gliserol dengan asam – asam lemak (C8 – C24).
COMMENTS