Galaksi Awan magellan                 Galaksi  Awan Magellan terdiri dari dua jenis yaitu Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil. Kedua-dua Awan Magellan adalah galaksi kerdil yang merupakan kumpulan tempat galaksi. Perkiraan dahulu kedua-duanya dianggap mengorbit galaksi Bima Sakti tetapi penemuan baru perkiraan itu salah. Sesungguhnya awan Magellan juga merupakan sebuah dwarf galaksi yang mengorbit pada galaksi Bima sakti, dengan ukuran mereka adalah 14,000 tahun cahaya dan 7,000 tahun cahaya. Jarak antara awan Magellan besar dan awan Magellan kecil dari Bimasakti adalah 160.000 tahun cahaya, bahkan para ilmuwan pun saling bertukar pendapat tentang hal ini dan menganggap awan Magellan tidak mengorbit ke galaksi Bima sakti dan kecepatan mereka berdua terlalu cepat untuk mengorbit ke galaksi Bima sakti, tetapi gravitasi mereka mempengaruhi beberapa bagian Bima sakti.

Penyebutan Awan Magellan dikarenakan kaya akan gas tetapi miskin akan bahan logam dan unsur - unsur pembentuk planet serta bintang, awan Magellan bisa dikatakan galaksi yang masih dalam proses, tetapi setidak-tidaknya mereka memiliki helium dan hydrogen yang sebesar Bima sakti sebagai salah satu bahan bakar bintang, bahkan mulai dari awal pengamatan, galaksi Magellan memiliki formasi bintang yang lebih aktif daripada galaksi Bima sakti. Al Sufi merupakan astronom dari Persia yang pertama kali menemukan galaksi Magellan di tahun 964 yang dia tulis dalam buku yang berjudul  Book of Fixed Stars. Awan Magellan besar terbentuk dari salah satu bintang yang meledak (mengalami supernova) pada abad ke 4 yaitu SN 1987A dan merupakan cahaya yang sangat terang pada abad itu. Awan Magellan kecil merupakan sebuah pendapat dari astrophysicists D.S. Mathewson, V. L. Ford dan N. Visvanathan yang menyatakan bahwa kemungkinan dari supernova SN 1987A di abad ke 4 itu telah pecah menjadi 2 bagian dengan salah satu bagiannya lebih kecil dari yang lain.  Hal ini didasari dari adanya keterkaitan dan konektivitas antara awan Magellan besar dan awan Magellan kecil, mudahnya kedua galaksin atau nebula ini saling berinteraksi dengan aktif bahkan bergerak bersamaan.

Pada tanggal 4 Agustus 2010, para ilmuwan berhasil mengambil gambar tiga dimensi dari ledakan sebuah bintang di galaksi Magellan besar. Tanggal 18 April 2012, para astronom dan ilmuwan mengatakan bahwa di sekitar matahari tidak ditemukan adanya materi gelap, atau lebih tepatnya sebuah bukti adanya materi gelap, tetapi mereka menduga bahwa dari bentuk dan kandungan unsur - unsur di galaksi Magellan, di galaksi inilah banyak didapati materi gelap. Baru-baru ini tanggal 10 Januari 2013, sebuah uji coba pengambilan gambar beresolusi tinggi dari galaksi Magellan besar diadakan oleh ESO dan hasilnya luar biasa bagus sehingga gambar ini dapat digunakan untuk mempelajari lebih detail tentang Awan Magellan.

Sebuah tim astronom internasional telah memetakan secara detail wilayah kelahiran-bintang pada galaksi pembentuk-bintang yang paling dekat dengan galaksi bima sakti, langkah menuju pemahaman kondisi di seputar penciptaan bintang. Dipimpin oleh profesor astronomi University of Illinois, Tony Wong, para peneliti mempublikasikan temuan mereka ini dalam Astrophysical Journal Supplement Series edisi Desember. Awan Magellan Besar (LMC) merupakan galaksi populer di kalangan para astronom baik karena kedekatannya dengan Bima Sakti serta pemandangannya yang spektakuler, sebuah vista gambar-besar yang tidak mungkin tertangkap dalam galaksi bima sakti sendiri.

Meskipun para astronom telah memiliki teori bagaimana individu bintang terbentuk, sangat sedikit yang diketahui tentang apa yang memicu proses atau kondisi lingkungan yang optimal bagi kelahiran bintang. Tim Wong berfokus pada area yang disebut awan molekul, yang merupakan sebidang gas padat terutama molekul hidrogen dimana bintang – bintang baru dilahirkan. Dengan mempelajari awan - awan molekul ini dan hubungannya dengan bintang baru dalam galaksi, tim riset berharap bisa mempelajari lebih lanjut tentang metamorfosis awan gas sehingga menjadi bintang-bintang.

Dengan menggunakan teleskop radio berdiameter 22 meter di Australia, para astronom memetakan lebih dari 100 awan molekul di LMC dan memperkirakan ukuran dan massanya, mengidentifikasi wilayah yang mengandung bahan-bahan yang cukup untuk membuat bintang-bintang. Tugas yang tampaknya sederhana ini memunculkan temuan yang mengejutkan.

Kebijakan konvensional menyatakan bahwa sebagian besar massa gas molekul dalam galaksi dibagi menjadi beberapa awan besar. Namun, tim Wong menemukan bahwa awan bermasa rendah ternyata lebih banyak dari yang mereka duga sedemikian banyaknya, sebagian besar gas padat bertaburan di seluruh galaksi dalam bentuk awan molekul kecil, bukan mengelompok dalam beberapa gumpalan besar.

Sejumlah besar awan yang relatif bermassa rendah ini mengindikasikan bahwa kondisi pembentukan-bintang di LMC mungkin relatif luas dan mudah untuk dicapai. Temuan ini memunculkan beberapa pertanyaan menarik tentang mengapa beberapa galaksi menghentikan pembentukan bintangnya sementara yang lainnya terus melakukannya. Untuk lebih memahami hubungan antara awan molekul dan pembentukan bintang, tim riset membandingkan peta awan molekul mereka dengan peta radiasi inframerah, yang mengungkapkan di mana bintang - bintang muda memanaskan debu kosmik. Sebagai perbandingan, mereka mengeksploitasi sampel bintang berat baru lahir yang dipilih secara cermat, yang disusun oleh profesor astronomi UI, You-Hua Chu dan Robert Gruendl. Bintang - bintang ini sedemikian muda dan masih sangat tertanam dalam kepompong gas dan debu.