akuarium air laut
    Bagi yang mempunyai hobi amatlah penting untuk mengetahui informasi seluk beluk hobi tersebut, apalagi hobi tersebut berhubungan dengan makhluk hidup dan kharakteristik tertentu. Sama halnya dengan keinginan mempunyai hobi untuk mempunyai akurarium dengan memelihara koral dan ikan hias laut yang begitu mempesona. Mungkin untuk pemula, haruslah mengetahui petunjuk dasar yang mutlak harus diketahui, mulai dari pemilihan ukuran dan bentuk akuarium sampai bisa mensimulasikan arus dan ombak dalam akuarium.
       
        Hal pertama yang harus diperhatikan adalah ukuran dan bentuk akuarium. Harus yang diperhatikan bahwa semakin kecil ukuran akuarium maka akan semakin kecil volume air yang tertampung. Dengan semakin kecil volume air maka akan semakin sulit mempertahankan kualitas air untuk mendukung lingkungan hidup penghuni akuarium.
       
        Untuk ukuran akuarium yang tidak paham, lebih baik memilih akuarium dengan kapasitas volume air 200 – 400 liter, karena hobi ini tidak berlaku memulai dengan sesuatu yang kecil. Bentuk akuarium lebih baik bentuk persegi panjang dibandingkan bujur sangkar, karena pencahayaan lampu TL akan maksimal menembus sampai dasar akuarium. Untuk pemilihan lampuTL harus diperhatikan dengan ukuran panjang akuarium. Umunya panjang akuarium laut 60 cm, 90 cm, dan 120 cm. Dan jangan lupa hindari penggunaan bingkai akuarium dari bahan besi karena mudah korosi.

        Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah harus adanya matahari artifisial. Spesies koral dan ikan hias air laut tidak dapat bertahan tanpa adanya sinar matahari. Lampu akuarium bukan hanya sebagai estetika, tetapi juga merupakan salah satu faktor utama. Ada beberapa jenis lampu yang dapat dipakai seperti lampu TL jenis actinic blue dan daylight.  Jenis VHO (very high output), dan MH (metal halide) yang merupkan andalan bagi akuarium laut.

        Pemilihan jenis lampu tergantung pada jenis spesies yang dipelihara. Jika sebagian besar spesies membutuhkan iluminasi, spektrum, dan intensitas tinggi maka disarankan menggunakan lampu MH. Lampu MH biasanya memiliki color temperature 10.000 K, 14.000 K, dan 20.000 K. Bila mempergunakan MH 10.000K maka masih perlu dipadukan dengan lampu actinic blue. Lampu TL masih bisa dipergunakan dengan memadukan actinic blue dan daylight dengan perbandingan 50:50. keuntungannya adalah lampu TL tidak sepanas lampu MH yang membutuhkan aksesoris tambahan untuk menurunkan suhu air laut. Lampu yang dipilihpun harus berdasarkan pada jumlah watt yang dikalikan dengan volume air. Jumlah watt ideal untuk pencahayaan di akuarium air laut adalah 2 – 4 watt per galon air. Misalnya dengan volume air 200 liter maka dibutuhkan sekitar 400 – 800 watt. Ikan hias sebenarnya tidak terlalu berpengaruh dengan iluminasi dan spektrum lampu. Namun, yang sangat berpengaruh adalah koral. Bila salah perhitungan, koral tidak mekar maksimal sehingga cepat atau lambat warnanya akan pudar, bahkan kemudian mati.

        Koral membutuhkan sinar untuk fotosintesis. Oleh karena itu, lampu akuarium dinyalakan pada pagi hari dan dipadamkan pada petang hari. Lama penyinaran 10 – 14 jam. Untuk mensimulasikan matahari terbit dan matahari terbenam, nyalakan satu lampu actinic blue selama satu jam pertama dan satu jam terakhir.

        Hal yang perlu diperhatikan, ketiga adalah kejernihan air. Untuk akuarium air laut, jernih belum tentu bagus. Karena air laut jernih belum tentu bersih secara visual, tetapi perlu dicek parameter – parameter air yang mendukung kehidupan makhluk hidup penghuni akuarium. Sehingga setelah selesai persiapan akuarium dan lampu, yang ketiga perlu pemakaian sump yang berfungsi sebagai reservoir air yang memudahkan ergantian air serta mempertahankan level permukaan air di akuarium. Selain itu, sump akan mengolah air yang mengandung sisa – sisa metabolisme.


        Menjernihkan air dari akuarium diawali dengan mengalirkan air melalui sebuah filter mekanis.  Filter ini terdiri dari busa untuk menyaring kotoran dan partikel kasat mata. Setelah lolos dari filter, besar kemungkinan air tersebut sudah jernih, tetapi belum tentu sehat. Sehingga, air tersebut masih perlu diolah lebih lanjut dengan memakai filtrasi biologi (biological filtration).