Secara
ilmiah, kompos adalah bagian dari partikel tanah yang bermuatan negatif
sehingga dapat dikoagulasikan oleh kation dan partikel tanah untuk membentuk
granula tanah. Kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil dekomposisi bahan
organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik.
Sejarah
penggunaan kompos telah dilakukan sejak ratusan tahun yang silam dan telah
terbukti mampu menangani limbah pertanian sekaligus berfungsi sebagai pupuk
alami. Masyarakat Jepang, Cina dan masyarakat asia lainnya telah membuat kompos
sejak 4000 tahun yang lalu. Mereka mencoba mengembalikan sampah yang dihasilkan
aktivitasnya ke dalam tanah kembali dengan cara menimbunnya menjadi kompos.
Kompos
secara umum mempunyai fungsi sebagai perbaikan produktivitas tanah, meningkatkan
kesuburan tanah, dan mengurangi pencemaran tanah.
Dalam
memperbaiki produktivitas tanah, kompos dapat mempertahankan dan meningkatkan
kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisika dan biologinya.
Penambahan kompos ke dalam tanah dapat memperbaiki struktur, tekstur dan
lapisan tanah sehingga akan memperbaiki keadaan aerasi, drainase, absorbsi
panas, kemampuan daya serap tanah terhadap air, serta berguna untuk
mengendalikan erosi tanah.
Fungsi
sebagai peningkatan kesuburan tanah dikarenakan kondisi yang sangat penting
bagi pertumbuhan dan kesehatan tanaman yang baik adalah persediaan unsur hara
yang memadai dan seimbang secara tepat waktu yang bisa diserap oleh akar
tanaman. Penambahan pupuk kompos ke
dalam tanah akan menyebabkan satu atau beberapa jenis kation dibebaskan
ikatannya secara absortif menjadi ion bebas yang dapat diserap oleh akar
tanaman. Penggunaan kompos ini mengakibatkan tanah yang strukturnya ringan
(berpasir) menjadi lebih baik, daya ikat air menjadi lebih tinggi. Dan untuk
tanah yang berat (tanah liat) menjadi lebih optimal dalam mengikat air. Kompos
dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah dan dapat meningkatkan
penyerapan unsur hara dari pupuk mineral oleh tanaman.
Komponen
kompos yang paling berpengaruh terhadap sifat kimiawi tanah adalah kandungan
humusnya. Humus dalam kompos mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Humus yang menjadi asam humat atau jenis asam lainnya dapat melarutkan zat besi
(Fe) dan aluminium (Al) sehingga fosfat yang terikat besi dan aluminium akan
terlepas dan dapat diserap oleh tanaman. Selain itu, humus merupakan penyangga
kation yang dapat mempertahankan unsur hara sebagai bahan makanan untuk
tanaman. Kompos juga berfungsi sebagai pemasok makanan bagi mikroorganisme di dalam
tanah seperti kapang, bakteri, Actinomycetes, dan protozoa sehingga dapat
meningkatkan dan mempercepat proses dekomposisi bahan organik.
Fungsi
ketiga kompos sebagai pengurangan pencemaran tanah karena pencemaran lingkungan
berhubungan erat dengan sampah, dimana permasalahannya karena tidak seimbangnya
prduksi sampah dengan dengan pengolahannya dan semakin menurun daya dukung alam
sebagai tempat pembuangan sampah. Salah satu alternatif pengolahan sampah
adalah memilih sampah organik dan memprosesnya menjadi kompos atau pupuk hijau.
Ini juga merupakan pendapatan sampingan
untuk masyarakat karena kompos dewasa ini merupakan barang yang ada nilai
ekonominya.
COMMENTS