Titrasi pengendapan adalah penetapan kadar zat yang didasarkan atas reaksi pembentukan
endapan (yang sukar larut) dari komponen zat uji dengan titran. Agar proses ini
efektif, titrasi pengendapan harus cepat terutama pada dekat titik akhir
titrasi.
Pengendapan
dapat dipercepat dengan penambahan larutan organik, pemanasan ataupun
penambahan penitar yang berlebihan dan dititrasi kembali.
Adanya
kesalahan pada titrasi pengendapan dapat disebabkan oleh adanya zat asing yang
turut mengendap atau terkopresipitasi, perubahan pH atau suhu. Titrasi pengendapan terbatas pada :
1.
Tiada
indicator yang sesuai
2.
kecepatan
reaksi terlalu lambat
3. susunan
pengendapan seringkali tidak diketahui karena pengaruh kopresipitasi
Salah satu
titrasi pengendapan adalah argentometri. Titrasi argentometri adalah titrasi
untuk penetpana kadar klorida, bromida dan iodida suatu contoh. Lrutan penitar
yang digunakan adalah larutan standar AgNO3 atau larutan KCNS. Bahan baku AgNO3
dapat diperoleh dalam keadaan murni, sehingga normalitas suatu larutan AgNO3
dapat dihitung dari berat AgNO3 yang ditimbang. Hanya bila AgNO3 tidak murni
maka normalitas larutan dapat ditentukan dengan bahan baku primer NaCl atau KCl
murni. Larutan AgNO3 ini sebelum digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu
dalam oven untuk mengeluarkan airnya, lalu didinginkan dalam eksikator. Untuk
bahan KCNS banyak dalam keadaan murni.
Proses titrasi
argentometri ada 3 cara yaitu :
1. Cara Mohr
Ion halida dapat dititar dengan
larutan standar AgNO3 dengan indikator K2CrO4 5%. Titik akhir titrasi
ditunjukkan terbentuknya endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah. Namun AgCrO4 terbentuk
bila ion halida sudah semua bereaksi. Hal ini disebabkan kelarutan AgCrO4 lebih
besar dari kelarutan garam Ag. Kondisi reaksi ini harus dalam larutan netral,
bila basa AgOH akan mengendap dan bila asam maka AgCrO4 akan larut.
2. Cara Volhard
Proses ini, larutan sampel ditambahkan AgNO3 berlebihan, kelebihan AgNO3
dititar dengan KCNS dengan indikator larutan ferriamoniumsulfat jenuh. Titik
akhir titrasi disebabkan larutan KCNS beereaksi dengan Fe3+ menghasilakn warna merah dari senyawaan
kompleks. Kondisi reaksi harus dalam asam dengan cara larutan sampel
ditambahkan HNO3 4N, untuk menghindari hidrolisis larutan besi supaya tidak
terbentuk Fe(OH)3.
Titrasi cara ini adanya kesulitan untuk menitar kelebihan AgNO3 berlebihan,
KCNS juga bisa berekasi dengan garam Ag karena kelrutan garam Ag lebih besar
daripada kelarutan AgCNS. Cara pencegahannya larutan harus ditambahkan pelarut
organik seperti benzena, nitro benzena yang berfungsi sebagai koagulan untuk
mengkoagulasi endapan garam Ag dengan lapisan nitro benzena dan garam Ag tidak
kontak langsung dengan larutan KCNS.
3. Cara Fayans
Proses titrasi ini kadang juga disebut cara adsorpsi, karena saat titik
ekivalensi tervapai terjadi adsorpsi ion indikator pada permukaan endapan,
sehingga terjadi perubahan warna endapan menjadi merah jambu. Sebagai penitar
digunakan larutan AgNO3 dan indikatornya Flouresein-Na. Titrasi ini larutan
tidak boleh bersifat basa, karena bila larutan bersifat basa maka akan
terbentuk endapan AgOH. Titrasi sebaiknya dilakukan dalam larutan netral atau
sedikit basa.
COMMENTS