Pada Karapan Sapi ini, terdapat seorang joki dan 2 ekor sapi yang di paksa untuk berlari sekencang mungkin sampai garis finis. Joki tersebut berdiri menarik semacam kereta kayu dan mengendalikan gerak lari sapi.
Panjang lintasan pacu kurang lebih
100 meter dan berlangsung dalam kurun waktu 10 detik sampai 1 menit. Selain
di perlombakan, karapan sapi juga merupakan ajang pesta rakyat dan tradisi yang
prestis dan bisa mengangkat status sosial seseorang. Bagi masyarakat Madura, Karapan
dilaksanakan setelah sukses menuai hasil panen padi atau tembakau.
Prosesi awal dari karapan sapi ini
adalah dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan dengan
diiringi gamelan Madura, yaitu Saronen. Babak pertama adalah penentuan kelompok
menang dan kelompok kalah. Babak kedua adalah penentuan juara kelompok kalah,
sedang babak ketiga adalah penentuan juara kelompok menang.
Berbeda dengan pacuan kuda , karapan sapi menggunakan 2
sapi yang dihubungkan oleh kayu yang langsung menjadi satu dengan tempat
pijakan jokinya. Setup kayu ini dikenal dengan nama kleles. Bentuknya mirip
dengan alat bajak sawah. Bahannya terbuat dari kayu bambu karena kayu ini
memiliki kekuatan mekanik yang lentur dan ringan dibandingkan kayu lainnya.
Agar tampilannya lebihmenarik , biasanya para penjoki memberikan sentuhan
ukiran khas daerah kecamatan atau kabupaten asalnya.
Menurut legenda, karapan sapi dibawa oleh Adipoday, seorang pangeran keturunan
raja Majapahit yang berkelana di Madura. Pada saat itu , tepatnya di pulau
sapudi yang saat ini masuk kawasan kabupaten Sumenep sedang dalam kesulitan
bercocok tanam. Dia memberikan inisiatif untuk membajak sawah dengan
menggunakan sepasang sapi, mengingat disana populasi sapi sangat banyak. Mereka
berhasil meningkatkan produktivitas pertaniannya. Semua orangpun berlomba –
lomba bercocok tanam dengan memanfaatkan sapinya. Untuk menghormati jasa
Adipoday ini, maka diadakanlah balapan sapi yang dikenal dengan istilah Karapan
Sapi dan Pulau Sapudi adalah pulau penghasil sapi karapan berkualitas nomor
satu.
1. Sapi karapan diberi jamu terlebih dahulu dengan campuran telur dan madu.
Dilatih dan dirawat dengan sangat hati – hati. Bagi penjoki, sapi
merupakan istri kedua yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi
2. Karnaval sapi sonok . Sapi sonok adalah sepasang sapi
betina yang dihias dengan manik – manik cantik dan lucu. Biasanya mereka diarak mengelilingi
lapangan baik itu sebelum dimulainya pertandingan atau di akhir perlombaan (
ketika final ) sebagai penyambut sapi karapan yang telah berjuang. Karnaval
sapi sonok ini sangat memukau layaknya putri Indonesia yang berlenggak –
lenggok di atas cat walk.
3. Pusat perekonomian sesaat. Disinilah lapangan pekerjaan terbuka lebar dan
banyak pedagang dadakan menjajakan dagangannya. Para turis lokal maupun
mancanegara dapat membeli aneka ragam makanan ringan khas seperti keripik
tette, nasi jagung, rung-terung, dan petis; serta dapat membeli kerajinan
tangan khas Madura.
4. Tempat berkumpulnya penduduk desa. Inilah momentum persatuan sangat terasa,
semuanya bertemu dan berkumpul menjadi satu walaupun cuaca terik dan kering.
COMMENTS