Tokoh
pewayangan ini merupakan sosok yang hebat, kuat, tegas tapi adil dan teguh
pendirian. Berbicara apa adanya tidak direkayasa, tidak mengenal takut dan
memperllakukan sama kepada siapapun tanpa memandang tinggi rendahnya derajat. Bima
selalu menggunakan bahasa kasar dan tidak pernah menyembah, kecuali kepada
gurunya dengan cara merengkuhkan badan. Kepada orang yang lebih tua dan
dihormati cukup badannya ditegakkan seperti seorang prajurit memberi hormat
kepada komandannya (55Z4QEGCEU2M).
Tubuhnya
yang tinggi dan besar bagaikan bunga besar yang wangi luar dalamnya pertanda
hatinya yang bersih, ilmunya tinggi tapi menyombongkan diri. Orangnya mudah
tersinggung tapi cepat kembali, bahkan jika perlu mau mengalah asal untuk
kedamaian dan keselamatan. Dalam menerapkan keadilan tidak pandang bulu walau
sanak saudara jika bersalah harus dihukum dan tabu berbohong. Keistimewaan Bima
adalah lambang kejujuran dan kesetiaan serorang murid kepada gurunya.
Busana
Bima antara lain, dodot kampuh bang bintulu berwarna merah, putih, hitam dan
kuning melambangkan bibitnya yang akan menjadi bumi dan langit beserta isinya.
Kuku Pancanaka, Panca = lima, naka = landep, memperlambangkan bahwa Bima mampu
menaklukan nafsu pancaindra, sehingga menjadikan kekuatan positif. Memakai
gelang Chandra kirana, Chandra = rupa, kirana = bulan. Artinya ilmu pengetahuan
itu laksana bulan sedang purnama dapat menentramkan hati dan bermanfaat bila
digunakan secara benar. Anting – anting Pudak sinumpet, artinya Bima sudah
mengenyam ilmu manunggal tetapi tidak memperlihatkan diri kepada orang lain
(sombong) karena itu Bima sekilas terlihat seperti orang dungu atau bodoh.
COMMENTS