Titrasi kompleksometri adalah salah satu
metode kuantitatif dengan memanfaatkan reaksi kompleks dari ion logam menerima
pasangan electron dari donor electron (ligan). Ligan merupakan donor pasangan electron
sedangkan ion logam adalah akseptor pasangan electron. Ligan dalam senyawa
kompleks adalah atom atau gugus atom yang mempunyai satu pasang electron bebas
atau lebih. Contoh ligan sederhana yang banyak membentuk kompleks dengan ion
logam seperti molekul air, ion klorida dan ion sianida.
Ligan yang hanya membentuk satu ikatan
koordinasi disebut ligan unidentat (monoentat) contohnya H2O, F-, NH3 dan
sebagainya. Bila ligan yang mempunyai 2 ikatan koordinasi maka disebut bidentat seperti etilendiamin, 3
ikatan koordinasi disebut terdentat dan seterusnya. Ligan yang mempunyai 2
ikatan kooordinasi lebih secara umum disebut ligan multidenatat atau
polidentat, yang bisa membentuk lingkaran menjepit ion logam dipusat dan
terbentuk senyawa yang disebut senyawa sepit (khelat).
Senyawa yang kompleks tidak hanya mengandung
lebih dari satu ion logam, tetapi pada kondisi-kondisi yang sesuai, suatu kompleks binuklir, yaitu kompleks yang mengandung dua ion
logam, atau bahkan suatu kompleks polinuklir, yang
mengandung lebih dari dua ion logam, dapat terbentuk. Pembentukan kompleks
binuklir dan polinuklir akan mudah terjadi oleh karena konsentrasi yang tinggi
ion logam, jika yang terakhir ini berada sebagai konstitusi runutan dari
larutan, kompleks-kompleks polinuklir sangat kecil kemungkinannya akan
terbentuk.
Contoh titrasi kompleksometri seperti :
1.
Titrasi Metoda
Lierbig
Titrasi ini antara sianida dan perak nitrat akan terjadi
pertama kali membentuk endapan putih, tetapi akan melarut kembali dengan
membentuk suatu senyawa kompleks sianida.
2.
Titrasi Merkurimetri
Titrasi ini melibatkan merkuri (II) dengan beberapa anion
yang membentuk molekul yang sedikit mengion. Anion tersebut adalah klorida,
bromida, iodida, sianida dan thiosianat.
3.
Titrasi dengan
pembentuk senyawa khelat.
Titrasi metode ini biasanya secara umum menggunakan EDTA.
Hal yang terpenting
dalam titrasi menggunakan EDTA adalah indikator logam, sehingga memungkinkan
titrasi dalam larutan yang sangat encer. Indikator logam adalah zat warna yang
membentuk kompleks ion logam yang berwarna pada daerah pH tertentu. Indikator
logam juga merupakan indikator ion hidrogen. Syarat – syrata yang harus
dipunyai sebagai indikator logam meliputi :
a.
Reaksi warna harus
terjadi sebelum titik akhir titrasi.
b. Reaksi
warna harus spesifik dan selektif.
c. Kompleks
indicator logam harus cukup stabil, karena bila mudah terurai maka tidak
terjadi perubahan warna yang jelas.
d. Ada
perbedaan warna indicator dengan warna kompleks indicator-logam
e. Indikator
harus peka dengan ion logam sehingga titik ekivalensi terjadi perubahan warna.
Cara titrasi EDTA :
a. Titrasi
langsung
Titrasi ini, larutan ion logam yang akan dititrasi diberi
larutan buffer untuk pH tertentu, lalu langsung dititrasi dengan standard EDTA..
b.
Titrasi kembali
Untuk beberapa logam tidak dapat dititrasi secara
langsung karena dapat mengendap pada pH yang sesuai untuk titrasi, pembentukan
senyawa kompleks sangat lambat ataupun tidak ada indikator logam yang
cocok. Maka larutan yang akan dititrasi
ditambahnkan larutan EDTA berlebih dan larutan buffer. Kelebihan EDTA tersebut
dititrasi menggunakan larutan ion logam seperti magnesium (II) sulfat.
c.
Titrasi subtitusi
Titrasi ini digunakan bilamana ion logam tidak bereaksi
dengan indikator logam, maka ion logam ini dapat ditentukan dengan
mereaksikannya dengan kompleks magnesium-EDTA. Jumlah magnesium (II) yang
dibebaskan ekivalen dengan ion logam tersebut, yang dapat dititrasi dengan
larutan EDTA.
TAGS :
EDTA |
Informasi |
lierbig |
ligan |
merkurimetri |
senyawa khelat |
senyawa kompleks |
titrasi kompleksometri |
COMMENTS