Danau Gunung Tujuh merupakan Danau yang terletak di Kabupaten Kerinci, Jambi. tepatnya di Desa Pelompek, Kecamatan Ayu Aro. Danau ini
berada di kawasan Gunung
Tujuh, sebuah gunung yang berada tepat di belakang Gunung Kerinci. Gunung Tujuh
masih termasuk dalam wilayah Taman
Nasional Kerinci Seblat yang
merupakan Situs Warisan
Dunia UNESCO. Bagi pendaki gunung, Kerinci mungkin menjadi tujuan utama karena
gunung tersebut merupakan gunung aktif tertinggi di Indonesia [3805 mdpl], namun bagi wisatawan yang
ingin sekedar menikmati keindahan alam Kabupaten
Kerinci, Danau Gunung Tujuh bisa menjadi pertimbangan sebagai tujuan wisata.
selain memiliki panorama alam yang menakjubkan, jalur yang dilalui juga jauh
lebih mudah daripada Gunung Kerinci. Danau Gunung Tujuh juga merupakan Danau tertinggi di Asia Tenggara, Danau ini berada
di ketinggian 1.950 meter di atas permukaan laut. Dengan ketinggian hampir 2
kilometer dpl itu bisa dibayangkan betapa dinginnya air Danau Gunung Tujuh di
pagi hari. Meskipun begitu, berendam di Danau Gunung Tujuh dengan air yang
sangat dingin.
Danau Gunung Tujuh merupakan danau
vulkanik yang terbentuk akibat kegiatan gunung berapi ratusan tahun lalu.
Panjangnya sekitar 4,5 kilometer dengan lebar sekitar 3 kilometer. Akibat peristiwa alam tersebut mengakibatkan terbentuknya sebuah kawah
yang lambat laun terisi oleh air hujan. Setelah kejadian ini barulah bekas
letusan dinamakan sebagai Danau Gunung Tujuh.
Keindahan
alam dikawasan ini masih sangat asri. Udara di tempat ini bisa membuat
wisatawan betah berlama-lama. Suasana yang disuguhkan juga sangat nyaman dan
tentram. Di beberapa spot sekitar danau terdapat hamparan pasir seperti pantai.
Biasanya para wisatawan membangun kemah di tempat ini untuk menunggu matahari
terbit. Saat sunrise, wisatawan bisa melihat danau dengan paras yang elok.
Keindahan danau ini
semakin bertambah dengan adanya tujuh gunung yang mengelilinginya. Ketujuh
gunung tersebut, meliputi Gunung Hulu Tebo, Gunung Hulu Sangir, Gunung Madura
Besi, Gunung Lumut, Gunung Selasih, Gunung Jar Panggang, dan Gunung Tujuh.
Selain itu, air di danau ini juga menjadi sumber mata air yang berasal dari Air
Terjun Gunung Tujuh, Air Terjun Terjun Telun Berasap, dan Sungai Batang Sangir.
Suhu di Danau
Gunung Tujuh pada siang dan malam hari tergolong dingin. Rata-rata 16º-17º C di
siang hari dan 10º-11º C pada malam hari sehingga mengharuskan Anda membawa
jaket apabila berkunjung ke sini.
Konon Danau Gunung Tejuh merupakan danau sakti. Percaya tidak percaya menurut masyarakat danau ini dijaga dan dihuni oleh dua makhluk halus. Masyarakat menyebut kedua makhluk tersebut dengan nama Lbei Sakti dan Saleh Sri Menanti.
Untuk
sampai ke tempat ini wisatawan harus melewati 3 tahap perjalanan. Tahap pertama
ada tiga alternatif jalan yang bisa dilalui, yaitu perjalanan dari Kota Jambi
ke Sungai Penuh yang dapat, perjalanan Kota Padang ke Tapan kemudian ke Sungai Penuh,
atau dari Kota Padang ke Muralabuh yang di lanjutkan ke Sungai Penuh. Ketiga
alternatif ini memiliki jarak dan waktu tempuh yang berbeda-beda.
Kedua,
Setelah sampai di Sungai Penuh wisatawan melanjutkan ke Desa Pelompek.
Perjalanan ini bisa memanfaatkan kendaraan umum. Jarak dari Sungai penuh menuju
Pelompek membutuhkan waktu 1,5 jam dengan jarak 50 km. Jika sudah sampai di
Desa Pelompek wisatawan tinggal berjalan kaki untuk mencapai lokasi Danau
Gunung Tujuh.
Saat
berjalan kaki ada dua rute yang bisa dilewati oleh wisatawan. Rute yang
pertama, bisa memulai dari pos jaga kawasan Gunung Tujuh ke tepi danau dengan
jarak 3 km dengan waktu tempuh 2,5 jam. Rute kedua, wisatawan bisa memulai dari
belakang wisma tamu Gunung Tujuh ke tepi danau dengan jarak 2,5 km. Medan yang
dilewati memang cukup curam sehingga waktu tempuh yang diperlukan sedikit lebih
lama dari rute pertama. Tapi, bagi wisatawan yang memiliki nyali bisa mencoba
rute yang kedua.
Fasilitas yang disediakan di kawasan ini tergolong
memadai. Di sini terdapat homestay dan tempat makan yang menyediakan masakan
khas kerinci. Letak tempat-tempat ini juga tidak terlalu jauh dari lokasi Danau
Gunung Tujuh.
COMMENTS