Permangganometri merupakan metode titrasi yang
didasarkan atas reaksi oksidasi-reduksi. Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan
baku tertentu. Kalium permangganate merupakan oksidator kuat yang dapar
bereaksi dengan cara berbeda-beda, tergantung dari pH larutannya. Kekuatan
sebagai oksidator juga berbeda-beda sesuai dengan reaksi yang terjadi pada pH
yang berbeda itu. Reaksi yang
bermacam-macam ini disebabkan oleh keragaman valensi mangan.
KMnO4 merupakan
zat pengoksida yang penting. Untuk analisis kimia biasanya digunakan pada
larutan asam dimana senyawa tersebut direduksi menjadi Mn2+(aq).
Pada analisi besi dengan MnO4-,
contoh disiapkan dengan cara yang sama untuk reaksi dan dititrasi dengan MnO4-.
Mn2+ mempunyai warna pink (merah muda) sangat pucat yang dapat
dilihat dengan mata telanjang. MnO4- berwarna sangat
cerah (ungu). Pada titik akhir titrasi larutan yang dititrasi mempunyai warna
akhir pink (merah muda) dengan hanya penambahan satu tetes lagi MnO4-.
Sehingga titrasi ini tidak memerlukan
indikator karena larutan permangganometri merupakan auto indiktor.
Kebanyakan
titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+,asam atau garam
oksalat yang dapat larut dan
sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi
secara tidak langsung dengan permangganometri seperti:
(1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I)
yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci,
dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara
kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi
dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
(2) ion-ion Ba dan Pb dapat
pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, dicuci, dan dilarutkan
dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+
dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan
menitrasinya dengan KMnO4.
Dalam
kondisi netral hasil reduksi permangganat adalah MnO2 dan dalam kondisi asam
menghasilkan ion Mn2+. MnO2 berlaku sebagai suatu katalisator dalam pemurnian
permangganat (penguraian autokatalitik).
Larutan
dapat distabilkan apabila MnO2 dipisahkan. Proses pemisahan larutan
permangganat dididihkan untuk mempercepat oksidasi semua impuritis, dibiarkan
satu malam dan disaring dengan penyaring krus atau kaca sasir untuk memisahkan
MnO2. Larutan permangganat dapat distandarisasi dengan larutan standar primer
yaitu sodium oksalat (Na2C2O4) dalam kondisi asam sehingga menghasilkan asam
oksalat.
COMMENTS